Benarkah para Habib Keturunan Nabi Muhammad SAW ?????????


Prof. Dr. Hamka: Penjelasan Masalah Gelar Sayyid


Panggilan Habib atau Sayyid, Syarif dan lain-lain merupakan panggilan yang 
sering kita dengar untuk sebutan keturunan Rasululalh saw. Sebagian masyarakat 
menggunakan panggilan ini dan sebagian lain tidak. Ada juga yang tidak mengakui 
keturunan Rasulullah saw namun ada yang tidak. Berikut adalah pendapat Prof. 
Dr. Hamka dalam menerangkan masalah Gelar Sayid atau Habib yang cukup bijaksana. 

 H. Rifai, seorang Indonesia beragama Islam yang tinggal di Florijin 211 
Amsterdam, Nederland, pada tanggal 30 Desember 1974 telah mengirim surat kepada 
Menteri Agama H.A. Mukti Ali dimana ia mengajukan pertanyaan dan mohon 
penjelasan secukupnya mengenai beberapa hal.
Oleh Menteri Agama diserahkan kepada Prof. Dr.H. Abdul Malik Karim Amrullah 
(HAKMA) untuk menjawabnya melalui PANJI MASYARAKAT, dengan pertimbangan agar 
masalahnya dapat diketahui umum dan manfaatnya telah merata.

 Yang pertama sekali hendaklah kita ketahui bahwa Nabi s.a.w tidaklah 
meninggalkan anak laki-laki. Anaknya yang laki-laki yaitu Qasim, Thaher, Thaib, 
dan Ibrahim meninggal di waktu kecil belaka. Sebagai seorang manusia yang 
berperasaan halus, beliau ingin mendapat anak laki-laki yang akan menyambung 
keturunan (Nasab) beliau hanya mempunyai anak-anak perempuan, yaitu Zainab, 
Ruqayyah, Ummu Kaltsum dan Fathimah. Zainah memberinya seorang cucu perempuan. 
Itupun meninggal dalam sarat menyusu. Ruqayyah dan Ummu Kaitsurr mati muda. 
Keduanya isteri Usman bin Affan, meninggal Ruqayyah berganti Ummu Kaltsum 
(ganti tikar), ketiga anak perempuan inipun meninggal dahulu dari beliau. 

 Hanya Fathimah yang meninggal kemudian dari beliau dan hanya dia pula yang 
memberi beliau cucu laki-laki. Suami Fahimah adalah Ali Bin Abi Thalib. Abu 
Thalib adalah abang dari ayah Nabi dan yang mengasuh Nabi sejak usia 8 tahun. 
Cucu laki-laki itu ialah Hasan dan Husain. Maka dapatlah kita merasakan, Nabi 
seorang manusia mengharap anak-anak Fathimah inilah yang akan menyambung 
turunannya. Sebab itu sangatlah kasih sayang dan cinta beliau kepada 
cucu-cucunya ini. Pernah beliau sedang ruku si cucu masuk ke dalam kedua celah 
kakinya. Pernah sedang beliau Sujud si cucu berkuda ke atas punggungnya. Pernah 
sedang beliau khutbah, si cucu sedang ke tingkat pertama tangga mimbar. 

 Al-Tarmidzi merawjkan dari Usamah Bin Zaid bahwa dia (Usamah) pernah melihat 
Hasan dan Husain berpeluk di atas kedua belah paha beliau. Lalu beliau s.a.w. 
berkata: Kedua anak ini adalah anakku, anak dari anak perempuanku. Ya Tuhan Aku 
sayang kepada keduanya”. 
Dan diriwayatkan oleh Bukhari dan Abi Bakrah bahwa Nabi pernah pula berkata 
tentang Hasan; ‘Anakku ini adalah SAYYID (Tuan), moga-moga Allah akan 
mendamaikan tersebab dia diantara dua golongan kaum Muslimin yang berselisih.
Nubuwat beliau itu tepat. Karena pada tahun 60 hijriah Hasan menyerahkan 
kekuasaan kepada Mu’awiyah, karena tidak suka melihat darah kaum Muslimin 
tertumpah. Sehingga tahun 60 itu dinamai “Tahun Persatuan”. Pernah pula beliau 
berkata: “kedua anakku ini adalah SAYYID (Tuan) dan pemuda-pemuda di surga 
kelak”. 
Barangkali ada yang bertanya: “Kalau begitu jelas bahwa Hasan dan Husain itu 
cucunya, mengapa dikatakannya anaknya”. 

 Ini adalah pemakaian bahwa pada orang Arab, atau bangsa-bangsa Semit. Di dalam 
Al-Qur’an surat ke-12 (Yusuf) ayat 6 disebutkan bahwa Nabi Yakub mengharap 
moga-moga Allah menyempurnakan ru’matnya kepada puteranya Yusuf” sebagai mana 
telah disempurnakanNya ni’mat itu kepada kedua bapamu sebelumnya, yaitu Ibrahim 
dan Ishak. Pada hal yang bapa, atau ayah dari Yusuf adalah Ya’kub. Ishak adalah 
neneknya dan ibrahim adalah nenek ayahnya. Di ayat 28 Yusuf berkata: 

 Bapa-Bapaku Ibrahim dan Ishak dan Ya’kub. Artinya nenek-nenek moyang disebut 
bapa, dan cucu cicit disebut anak-anak. Menghormati keinginan Nabi yang 
demikian, maka seluruh umat Muhammad menghormati mereka. Tidakpun beliau 
anjurkan, namun kaum Quraisy umumnya dan Bani Hasyim dan keturunan hasan dan 
Husain mendapat kehormatan istimewanya di hati kaum Muslimin. 

 Bagi ahlis-sunnah hormat dan penghargaan itu biasa saja. Keturunan Hasan dan 
Husain di panggilkan orang SAYYID; kalau untuk banyak SADAT. Sebab Nabi 
mengatakan “Kedua anakku ini menjadi SAYYID (Tuan) dari pemuda-pemuda di 
syurga; Disetengah negeri di sebut SYARIF, yang berarti orang mulia atau orang 
berbangsa; kalau banyak ASYRAF. Yang hormat berlebih-lebihan, sampai mengatakan 
keturunan Hasan dan Husain berlebih-lebihan, sampai mengatakan keturunan Hasan 
dan Husain itu tidak pernah berdosa, dan kalau berbuat dosa segera diampuini. 
Allah adalah ajaran (dari suatu aliran – penulis) kaum Syi’ah yang 
berlebih-lebihan. 

 Apatah lagi di dalam Al-Qur’an, surat ke-33 “Al-Ahzab”, ayat 30, Tuhan 
memperingatkan kepada isteri-isteri Nabi bahwa kalau mereka berbuat jahat, 
dosanya lipat ganda dari dosa orang kebanyakan. Kalau begitu peringatan Tuhan 
kepada isteri-isteri Nabi, niscaya demikian pula kepada mereka yang dianggap 
keturunannya. 

MENJAWAB pertanyaan tentang benarkah Habib Ali Kwitang dan Habib Tanggul 
keturunan Rasulullah s.a.w ? Sejak zaman kebesaran Aceh telah banyak 
keturunan-keturunan Hasan dan Husain itu datang ke tanah air kita ini. Sejak 
dari semenanjung Tanah Melayu, Kepulauan Indonesia dan Philipina. Harus diakui 
banyak jasa mereka dalam penyebaran Islam di seluruh Nusantara ini. Penyebar 
Islam dan Pembangunan Kerajaan Banten dan Cirebon adalah Syarif Hidayatullah 
yang dipernankan di Aceh. Syarif Kebungsuan tercatat sebagai penyebar Islam ke 
Mindanao dan Sulu. Sesudah pupus keturunan laki-laki dari Iskandar Muda Mahkota 
Alam pernah Bangsa Sayid dari keluarga Jamalullail jadi Raja di Aceh. Negeri 
Pontianak pernah diperintah bangsa Sayid Al-Qadri. Siak oleh keluarga bangsa 
Sayid bin Syahab. 

 Perlis (Malaysia) dirajai oleh bangsa Sayid Jamalullail. Yang dipertuan Agung 
III Malaysia Sayid Putera adalah Raja Perlis. Gubernur Serawak yang sekarang 
ketiga, Tun Tuanku Haji Bujang ialah dari keluarga Alaydrus. Kedudukan mereka 
di negeri ini yang turun-temurun menyebabkan mereka telah menjadi anak negeri 
dimana mereka berdiam. Kebanyakan mereka jadi Ulama. Mereka datang dari 
Hadramautdari keturunan Isa Al-Muhajir dan Faqih Al-Muqaddam. Mereka datang 
kemari dari berbagai keluarga. Yang kita banyak kenal ialah keluarga Alatasa. 
Assagaf,Alkaf, Bafaqih, Balfaqih, Alaydrus, bin Syekh Abubakar, Assiry, 
Al-Aidid, Al Jufri, Albar, Almussawa, Ghatmir, bin Agil, Alhadi, Basyarban, 
Bazzar;ah. Bamakhramah. Ba;abud. Syaikhan, Azh-Zhahir, bin Yahya dan lain-lain. 
Yang menurut keterangan Almarhum Sayid Muhammad Bin Abdurrahman bin Syahab 
telah berkembang jadi 199 keluarga besar. Semuanya adalah dari “Ubaidillah Bin 
Ahmad Bin Isa Al-Muhajir. Ahmad Bin isa
 Al-Muhajir Ilallah inilah yang berpindah dari Basrah ke Hadhramaut. Lanjutan 
silsilahnya ialah Ahmad Bin Isa Al Muhajir Bin Muhammad Al-Naqib bin Ali 
Al-Aridh Bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir Bin Ali Zainal Abidin Bin 
Husain As-Sibthi Bin Al Bin Abi Thalib. As-Sabthi artinya cucu, karena Husain 
adalah anak dari Fathurmah binti Rasulullah s.a.w 

 Sungguhpun yang terbanyak adalah keturunan Husain dari hadhramaut itu, ada juga 
yang keturunan Hasan yang datang dari Hejaz, keturunan Syarif-syarif Makkah Abi 
Numay, tetapi tidak sebanyak dari Hadramaut. Selain dipanggilkan Tuan Sayid, 
mereka dipanggil juga HABIB, di Jakarta dipanggilkan WAN. Di Sarawak dan Sabbah 
disebut Tuanku. Di Pariaman (Sumatera Barat) disebut SIDI. Mereka telah 
tersebar di seluruh dunia. Di negeri-negeri besar sebagai Mesir, Baghdad, Syam 
dan lain-lain mereka adalah NAQIB yaitu yang bertugas mencatat dan mendaftarkan 
keturunan-keturunan itu. Di saat sekarang umumnya telah mencapai 36.37.38 
silsilah sampai kepada Sayidina Ali dan Fathimah.

 Dalam pergolakan aliran lama dan aliran baru di Indonesia, pihak al-Irsyad yang 
menandatang dominasi kaum Baalwi menganjurkan agar yang menganjurkan agar yang 
bukan keturunan Hasan dan Husain memakai juga titel Sayid dimuka namanya. 
Gerakan ini sampai menjadi panas. Tetapi setelah keturunan Arab Indonesia 
bersatu, tidak pilih keturunan Alawy atau bukan, dengan pimpinan A.R Baswedan, 
mereka anjurkan menghilangkan perselisihan dan masing-masing memanggil temannya 
dengan “Al-Akh”, artinya Saudara. 

Maka baik Habib Tanggul di Jawa Timur dan Almarhum Habib Ali di Kwitang 
Jakarta, memanglah mereka keturunan dari Ahmad Bin Isa Al-Muhajir yang 
berpindah dari Bashrah ko Hadramaut itu, dan Ahmad Bin Isa tersebut adalah cucu 
tingkat ke-6 dari cucu Rasulullah Husain Bin Ali Bin Abi Thalib itu. Kepada 
keturunan-keturunan itu semuanya kita berlaku hormat, dan cinta, yaitu hormat 
dan cinta orang Islam yang cerdas, yang tahu harga diri. Sehingga tidak 
diperbodoh oleh orang-orang yang menyalahgunakan keturunannya itu. Dan 
mengingat juga akan sabda Rasulullah s.a.w.: janganlah sampai orang lain datang 
kepadakua dengan amalnya, sedang kamu datang kepadaku dengan membawa nasab dan 
keturunan kamu, dan pesan beliau pula kepada puteri kesayangannya, Fathimah 
Al-Batul, ibu dari cucu-cucu itu: “Hai Fathimah binti Muhammad. Beramallah 
kesayanganku. Tidaklah dapat aku, ayahmu menolongmu dihadapan Allah 
sedikitpun”. Dan pernah beliau bersabda: “Walaupun anak
 kandungku sendiri, Fathimah, jika dia mencuri aku potong juga tangannya”. 

 Sebab itu kita ulangilah seruan dari seorang anak ulama besar Alawy yang telah 
wafat di Jakarta ini, yaitu Sayid Muhammad Bin Abdurrahman Bin Syahab, agar 
generai-generasi yang datang kemudian dari turunan “Alawy memegang teguh Agama 
Islam, menjaga pusaka nenek-moyang, jangan sampai tenggelam kedalam peradaban 
Barat. Seruan beliau itupun akan telah memelihara kecintaan dan hormat Ummat 
Muhammad kepada mereka.


--- Pada Kam, 29/4/10, mustain jiddan  menulis:

Dari: mustain jiddan 
Judul: [WongBanten] Benarkah para Habib Keturunan Muhammad SAW
Kepada: WongBanten@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 29 April, 2010, 6:28 AM







 



  


    
      
      
      Sebutah Habib.. adalah sebutan yang katanya keturunan Nabi.. entah benar 
entah tidak.. sebab sebutan Habib.. sayid.. dan lainnya.. adalah sebutan umum 
yang artinya.. kekasih.. dan tuan... tidak beda dengan sir, atau mister... , 
yang membedakan adalah jika habib biasanya menggunakan jubah, berwajah arab, 
memakai sorban yang dilipat di kepala khas orang yaman. 

Namun apakah benar mereka keturunan lurus Rosulullah SAW ???

  Laki - laki  :

  Tidak berketurunan :


  Abdullah bin Muhammad

  Putra beliau dari Khadijah, meninggal ketika masih kecil. 


  Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H)

  Putra Nabi dari Mariah Qibtiah. Dia hanya hidup selama 18 bulan. 
Nabi menyaksikan ketika dia   
  menghembuskan nafas yang terakhir sambil 
meneteskan air mata, beliau berkata mata boleh meneteskan 
  air, hati 
boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan  kalimat yang tidak 
diridai Allah.

 
 Qasim bin Muhammad

  Putra beliau dari Khadijah yang meninggal ketika masih kecil. 

 
 Perempuan :

  Mempunyai keturunan :

  Fatimah binti Muhammad (wafat 11 H)

  Putri bungsu Rasulullah SAW dari Khadijah yang paling disayangi oleh
 Rasulullah SAW. Dia tergolong  
  wanita Quraisy yang genius dan pintar 
bicara. Dia menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari perkawinan ini 
  lahirlah Hasan, Husain, Ummi Kultsum dan Zainab. Dia meninggal 6 bulan 
setelah wafatnya Rasulullah. 
  Dan dari Fatimah Az-Zahro¡¦ini lahirlah 
dzuriyah Rasul sampai sekarang, yang di masyarakat lazim dijuluki 
  Sayid,
 Habib 
  
   Yang tidak berketurunan atau tidak diketahui keturunannya :



   Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H)

   Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin
 Abu Lahab sewaktu Jahiliah. 
   Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat 
yang berarti Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan dia 
   juga akan celaka
 (S. Al-Masad ayat 1)dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah 
Abu Lahab. Dia 
   memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh 
Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya 
   hijrah ke Abessina (habasyah 
), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah seterusnya  
   meninggal   
di kota itu pula. 

  
Ummi Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H/639 M)

Putri Rasulullah dari Khadijah yang dipersunting oleh Utaibah bin 
Abu Lahab pada masa Jahiliah. Setelah turunnya ayat yang artinya: 
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia juga akan 
binasa. (S. Al-Masad ayat 1) ia  dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu
 Lahab. Sepeninggal kakaknya, Ruqaiyah, istri pertama Usman dia dinikahi
 oleh Usman bin Affan. Dia ikut berhijrah ke Madinah. 

 
 Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.)

Putri sulung Rasulullah yang dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi. 
Dia memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya 
bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar.
 Di saat itu, Rasulullah meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, 
lalu diceraikannya. Setelah dia masuk Islam, Rasulullah SAW. mengawinkan
 mereka kembali.


Lalu dimana Garis keturunan para habib itu ???
Bukan tidak mungkin ini hanya kebohongan, sebab di internal merekapun sering 
terjadi perselisihan dan perdebatan masalah nasab mereka sendiri.... bahkan 
dari komunitas mereka banyak yang keluar dan bergabung dengan al-irsyad.. 
organisasi para keturunan hadrami yang ingin keluar dari kekangan peraturan 
habibisme...
 
 
 
http://www.mail-archive.com/wongbanten@yahoogroups.com/msg15871.html 

Komentar

  1. Perlu di edit ulang tuh.., kalimatnya kepotong-potong Mas Brow...

    BalasHapus
  2. mas bro keren nih artikelnya
    jangan lupa font nya di samaain ukurannya dan yang penting tolong di bold biar lebih jelas

    thanks :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Tulis Komentar (Yang Sopan) disini...

Postingan populer dari blog ini

The Best Adobe Creative Cloud Discounts & Deals: Get 40 to 70% Off (March 2023)

The Best Adobe Creative Cloud Discounts & Deals: Get 40 to 70% Off (January 2023)

101+ Best AI Tools (Sorted by Category) February 2023